Keagungan Jiwa dan
Akhlak Rasulullah saw.
Oleh H. EDDY SOPANDI
RASULULLAH saw. adalah gudangnya
sifat-sifat kesempurnaan yang sulit dicari banding-annya. Allah SWT telah
membimbing dan membuatnya maksum, sampai-sampai Allah memuji beliau, "Dan sesungguhnya
kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Q.S. Al-Qalam
[68] 4)
Sifat-sifat yang sempurna inilah
yang membuat jiwa orang-orang merasa dekat dengan beliau, membuat hati mereka
mencintai beliau, menempatkan beliau sebagai panutan dan pimpinan yang menjadi
tumpuan harapan. Bahkan, orang-orang yang dulunya bersikap keras terhadap
beliau berubah menjadi lemah lembut Hingga akhirnya mereka masuk ke dalam agama
Allah.
Sejarah mencatat, sebelum
kenabian (nubuwah) beliau sudah dijuluki Al-Amin (orang yang tepercaya) oleh
orang-orang Quraisy waktu itu, karena kejujuran dan kesantunannya, serta tidak
pernah berdusta. Ummul-Mukminin Khadijah r.a., istri beliau, menggambarkan,
"Beliau membawa bebannya sendiri, menyantuni orang miskin, menjamu tamu,
dan menolong siapa pun yang menegakkan kebenaran." (H.R. Bukhari)
Sebelum Islam yaitu pada masa
jahiliah, beliau ditunjuk sebagai pengambil keputusan. Orang-orang Quraisy
waktu itu sedang merenovasi Kabah. Mereka membagi sudut-sudut Kabah untuk direnovasi
oleh kabilah-kabilah (kelompok suku) yang berpengaruh waktu itu. Tatkala
pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad, mereka saling berselisih
tentang siapa, kabilah mana yang berhak mendapat kehormatan untuk meletakkan
Hajar Aswad di tempatnya semula. Perselisihan meruncing, bahkan menjurus kepada
pertumpahan darah antarkabilah, di Tanah Suci.
Abu Umayyah tampil dan
menawarkan jalan keluar dari kemelut di antara mereka, dengan menyerahkan
urusan ini kepada siapa pun yang pertama kali lewat pintu masjid Mereka
menerima usulan ini. Allah SWT menakdirkan orang yang berhak tersebut adalah
Muhammad, yang pertama kali masuk lewat pintu masjid Tatkala mengetahui hal
ini, orang-orang saling berbicara, "Inilah Al-Amin. Kami rida kepadanya.
Inilah dia Muhammad"
Setelah semua orang berkumpul,
Muhammad meminta sehelai selendang. Lalu beliau meletakkan Hajar Aswad di
tengah-tengah selendang, lalu meminta pemuka-pemuka kabilah yang berselisih
untuk memegang ujung-ujung selendang. Kemudian memerintahkan mereka, secara
bersama-sama mengangkatnya. Setelah mendekati tempatnya, beliau mengambil Hajar
Aswad dan meletak-kannya di tempat semula. Ini merupakan keputusan sangat jitu
dan diridai semua orang. Inilah peristiwa yang sangat fundamental menjelang
kenabian beliau.
Selang beberapa waktu kemudian,
turun perintah melaksanakan dakwah dari Allah SWT kepada Nabi Muhamad saw.,
mulailah tugas kenabian. Beliau langsung mendapat berbagai perintah,
sebagaimana firman-Nya (Q.S. Al-Mudatsir [74] 1-7). Hal-hal yang terangkum
dalam ayat-ayat ini meliputi 1) tauhid, keesaan Allah, tiada Tuhan selain
Allah, 2) iman kepada hari akhirat, 3) membersihkan jiwa dengan menjauhi
kemungkaran dan kekejian, 4) menyerahkan semua urusan kepada Allah, 5) semua
itu dilakukan setelah beriman kepada risalah Muhammad bernaung di bawah
kepemimpinan dan bimbingan beliau yang lurus.
Oleh karena itu, Rasulullah saw.
bangkit, dan setelah itu selama 25 tahun beliau tidak pernah istirahat dan
diam. Tidak hidup untuk diri sendiri dan keluarga beliau. Beliau bangkit dan
senantiasa bangkit untuk berdakwah, memanggul beban yang sangat berat di
pundaknya. Tidak mengeluh dalam melaksanakan beban amanat yang besar di muka
bumi ini, memikul beban kehidupan manusia, beban akidah, perjuangan dan jihad
di berbagai medan. Karakteristik yang paling menonjol dari diri Rasulullah saw.
adalah memiliki keberanian, patriotisme, dan kekuatan yang sulit diukur. Beliau
adalah orang yang paling berani, mendatangi tempat-tempat yang sulit Beliau
adalah orang yang tegar dan tidak bisa di usik, terus maju dan tidak mundur,
serta tidak gentar. Ab r.a. berkata, "Jika kami sedang dikepung ketakutan
dan bahaya maka kami berlindung kepada Rasulullah saw. Tak seorang pun yang
lebih dekat jaraknya dengan musuh selain beliau."
Rasulullah adalah orang yang
paling adil, paling mampu menahan diri, paling jujur perkataannya, dan paling
besar amanatnya. Orang yang mendebat bahkan musuh beliau pun mengakui bil ini
Karakter lainnya dari Nabi saw. adalah orang yang paling tawadu (merendahkan diri)
dan paling jauh dari sifat sombong. Beliau yang paling aktif memenuhi janji,
menyambung silaturahmi, paling menyayangi, dan bersikap lembut terhadap orang
lain. Paling bagus pergaulannya dan akhlaknya. Tidak membalas keburukan dengan
keburukan serupa, tetapi memaafkan dan lapang dada. Mencintai orang miskin dan
suka duduk-duduk bersama mereka, menghadiri jenazah mereka. Beliau adalah
pemurah hati dan ke-dermawanan beliau sulit digambarkan.
Ibnu Abbas berkata, "Nabi
saw. adalah orang yang paling murah hati. Terlebih pada bulan Ramadan. Beliau
benar-benar lebih murah hati untuk hal-hal yang baik daripada angin yang
berembus." Jabir juga berkata. Tidak pernah beliau diminta sesuatu, lalu
menjawab tidak." (H.R. Bukhari). Nabi saw. pun adalah seorang yang paling
malu dan suka menundukkan mata. Abu Said Al-Khudry berkata, "Beliau adalah
orang yang lebih pemalu dari gadis pingitan. Jika tidak menyukai sesuatu maka
bisa diketahui dari raut wajahnya." (H.R. Bukhari)
Beliau selalu menahan lidahnya,
kecuali untuk hal-hal yang dibutuhkan, mempersatukan para sahabat, dan tidak
memecah belah mereka. Beliau tidak duduk dan tidak bangkit kecuali dengan
zikir. Sifat-sifat di atas hanya sebagian kecil dari gambaran kesempurnaan dan
keagungan sifat-sifat beliau. Rasulullah saw. adalah hamba pilihan Allah, yang
senantiasa dibimbing wahyu dan dimaksum, serta mendapat cahaya Rabb-Nya,
sehingga akhlaknya pun Alquran.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar