Beriman Kepada Nabi Muhammad
SAW
Oleh:
Waznin Ibnu Mahfudl
الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ
اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فيا ايها الحاضرون رحمكم الله , اوصيني واياكم بتقواالله لعلكم تفلحون
Jamaah
Jum’at rahimakumullah, marilah kita kenang, kita ingat kembali, dua
sifat agung yang merupakan pangkat dan keagungan khusus bagi umat Islam, bagi
hadirin jamaah Jum’at, khusus bagi kita yang beriman. Dua sifat itu adalah
syukur dan shabar.
Dari
saat yang mulia ini dan seterusnya sampai akhir hayat, marilah tetap kita
sandang dua sifat itu, “syukur dan shabar”. Dalam kesempatan kali ini, setelah
mensyukuri hidayah Iman, Islam dan Taqwa, marilah kita sedikit membahas “Syukur
atas Iman kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, serta shabar
dalam menegakkan sunnah beliau.
1.
Iman
kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah dasar agama yang Maha
Benar ini, dienul Islam, sebagaimana sabda beliau Shallallaahu alaihi wa
Sallam:
بُنِيَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ...
“Artinya: Islam itu dibangun
di atas lima rukun, bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah, dan
bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya ... (HR. Muslim I/45. Lihat Al-Bukhari I/13).
Setelah
beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka beriman kepada Rasulullah
Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah sebagai pondasi yang utama. Sebab
seluruh pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul Muhammad
Shallallaahu alaihi wa Sallam. Sehingga orang yang tidak mengimani Rasulullah
dan hanya beriman kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa saja, itu tidaklah cukup,
dan batal Iman yang demikian itutidak sah.
Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
وَالَّذِيْ
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّة
يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَا نِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِيْ
أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ. (رواه مسلم)
“Demi Allah yang jiwa Muhammad
ada di tanganNya! Tidak seorangpun yang mendengar tentang aku dari umat
(manusia) ini, seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian meninggal dunia dan tidak
beriman kepada yang aku diutus karenanya, kecuali ia termasuk menjadi penduduk
Neraka”. (HR. Muslim I/34).
Itulah
pentingnya beriman kepada Rasul yang merupakan pondasi agama dan amal-amal
ibadah. Sehingga tanpa mengimani Rasul alias ingkar kufur pada Rasul, maka
gugurlah amal kebaikan serta jauh dari rahmat Allah.
Allah
berfirman:
“Dan barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amal-amalnya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (Al-Maidah: 5)
“Dan barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amal-amalnya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (Al-Maidah: 5)
“Dan
barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah
neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya”.
Bahkan
mereka akan ditimpa musibah dan adzab yang pedih, sebagaimana firman Allah
dalam Al-Qur’an surat An-Nur : 63.
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih”.
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih”.
Oleh
sebab itu maka hendaklah kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas hidayah
Iman kita kepada Rasulullah Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam dengan
bersabar dalam mengikuti dan mentaati beliau.
2. Siapakah Rasulullah Muhammad itu?