Keutamaan Shalawat Untuk
NABI
(Shallallahu
‘Alaihi Wa
Sallam)
( باللغة
الإندونيسية )
Disusun Oleh:
Penerbit
Darul Qosim
Penerjemah :
Sholahuddin
Abdul Rahman, Lc
Murajaah :
Abu
Ziyad
فضل الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم
إعداد:
القسم العلمي بدار القاسم
ترجمة:
صلاح الدين عبد الرحمن
مراجعة:
أبو زياد
Maktab
Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
المكتب التعاوني للدعوة وتوعية
الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
1428
– 2007
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta Alam, sholawat dan salam untuk Nabi dan Rasul yang paling mulia, Nabi
kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Sesungguhnya Allah dengan segala kekuasaan-Nya
telah mengutus nabi-Nya Muhammad dan telah memberinya kekhususan dan kemuliaan
untuk menyampaikan risalah. Ia telah menjadikannya rahmat bagi seluruh alam dan
pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa serta menjadikannya orang yang dapat
memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Maka seorang hamba harus taat kepadanya,
menghormati dan melaksanakan hak-haknya. Dan di antara hak-haknya adalah Allah
mengkhususkan baginya sholawat dan memerintahkan kita untuk itu di dalam
kitab-Nya yang agung (Al-Qur’an) dan Sunnah nabi-Nya yang mulia (Hadits). Di
mana orang yang yang bersholawat untuknya akan memperoleh pahala yang berlipat
ganda. Maka sungguh berbahagialah orang yang mendapatkan itu. Dan karena
masalah ini memiliki urgensi yang sangat besar dan pahala yang besar pula, maka
kami merasa perlu untuk mengeluarkan
tulisan-tulisan sederhana ini, yang di dalamnya terdapat motivasi untuk
memperbanyak sholawat dan salam untuk nabi dan rasul yang paling mulia ini.
Ya Allah! Berilah Sholawat dan Salam
atas nabi dan kekasih-Mu Muhammad selama siang dan malam yang silih berganti.
Pengertian Sholawat dan Salam atas
nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:
Allah subhaanhu wa ta’aala
berfirman:
} إنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)
Ibnu Katsir-Rahimahullah-
berkata: “Maksud ayat ini adalah bahwa Allah subhaanhu wa ta’aala mengabarkan
kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya (Muhammad) di
sisi-Nya di langit di mana malaikat-malaikat bersholawat untuknya, lalu Allah
subhaanhu wa ta’aala memerintahkan makhluk-makhluk yang ada di bumi
untuk bersholawat dan salam untuknya, agar pujian tersebut berkumpul untuknya
dari seluruh alam baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah.”
Ibnul Qoyyim -Rahimahullah- berkata
dalam buku “Jalaul Afham”: “Artinya bahwa jika Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk rasul-Nya, maka hendaklah kalian juga
bersholawat dan salam untuknya karena kalian telah mendapatkan berkah risalah
dan usahanya, seperti kemuliaan di dunia dan di akhirat.”
Banyak pendapat
tentang pengertian Sholawat untuk nabi sollallohu
‘alaihi wa sallam
, dan yang
benar adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abul Aliyah: “Sesungguhnya
Sholawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yang bersholawat untuk
beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” -Imam Bukhari meriwayatkannya
dalam Shohihnya dengan komentar yang kuat- Dan ini adalah mengkhususkan dari
rahmat-Nya yang bersifat umum. Pendapat ini diperkuat oleh syekh Muhammad bin
‘Utsaimin.
Salam: Artinya keselamatan dari
segala kekurangan dan bahaya, karena dengan merangkaikan salam itu dengan
sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhapuslah apa
yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa yang kita takutkan menjadi hilang
dan bersih dari kekurangan dan dengan
sholawat maka apa yang kita inginkan
menjadi terpenuhi dan lebih sempurna. Demikian yang dikatakan oleh Syekh
Muhammad bin ‘Utsaimin.
Hukum Sholawat Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
Menurut madzhab Hanbaliy, sholawat
dalam tasyahhud akhir itu adalah termasuk di antara rukun-rukun sholat.
Al-Qodhi Abu Bakar bin Bakir
berkata: “Allah subhaanhu wa ta’aala telah mewajibkan makhluk-Nya
untuk bersholawat dan salam untuk nabi-Nya, dan tidak menjadikan itu dalam waktu
tertentu saja. Jadi yang wajib adalah hendaklah seseorang memperbanyak sholawat
dan salam untuk beliau dan tidak melalaikannya.”
Saat-Saat Yang Disunnahkan dan
Dianjurkan Membaca Sholawat dan Salam Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:
1. Sebelum berdoa:
Fadhalah bin ‘Abid berkata: “Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam
sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam,
maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang
tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya:
((إذَا صَلَّى أحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللهِ
وَالثَّنَاءِ عَلَيهِ ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ ، ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ
بِمَا شَاءَ))
“Bila salah seorang di antara kalian
sholat (berdoa) maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada
Allah lalu bersholawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja
yang ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
Dalam salah satu hadits disebutkan:
((الدُّعَاءُ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلِّيَ الدَّاعِي عَلَى
النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم ))
“Doa itu terhalangi, hingga orang
yang berdoa itu bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam.” [H.R. Thabarani]
Ibnu ‘Atha berkata: “Doa itu
memiliki rukun-rukun, sayap-sayap, sebab-sebab dan waktu-waktu. Bila bertepatan
dengan rukun-rukunnya maka doa itu menjadi kuat, bila sesuai dengan
sayap-sayapnya maka ia akan terbang ke langit, bila sesuai dengan
waktu-waktunya maka ia akan beruntung dan bila bertepatan dengan sebab-sebabnya
maka ia akan berhasil.”
Adapun rukun-rukunnya adalah
menghadirkan hati, perasaan tunduk, ketenangan, kekhusyu’an, dan ketergantungan
hati kepada Allah, sayap-sayapnya adalah jujur, waktu-waktunya adalah di saat
sahur dan sebab-sebabnya adalah sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa
sallam.
2. Ketika
menyebut, mendengar dan menulis nama beliau:
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
((رَغَمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ
عَلَيَّ))
“Celakalah seseorang yang namaku
disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R.
Tirmidzi dan Hakim]
3. Memperbanyak sholawat untuknya
pada hari Jum’at:
Dari ‘Aus bin
‘Aus berkata: “Rasulullah sollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda:
((إنَّ أفْضَلَ أيَّامِكُمْ يَوُمُ الجُمْعَةِ فَأَكْثِرُوا
عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ ...))
“Sesungguhnya di antara hari-hari
yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat untukku pada
hari itu, karena sholawat kalian akan sampai kepadaku......” [H.
R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]
4. Sholawat untuk nabi ketika
menulis surat
dan apa yang ditulis setelah Basmalah:
Al-Qodhi ‘Iyadh berkata: “Inilah
saat-saat yang tepat untuk bersholawat yang telah banyak dilakukan oleh umat
ini tanpa ada yang menentang dan mengingkarinya. Dan tidak pula pada
periode-periode awal. Lalu terjadi penambahan pada masa pemerintahan Bani
Hasyim -Daulah ‘Abbasiah- lalu diamalkan oleh umat manusia di seluruh dunia.”
Dan di antara mereka ada pula yang
mengakhiri bukunya dengan sholawat.
5. Ketika masuk dan keluar mesjid:
Dari Fatimah -Radhiyallahu
‘Anha- berkata: “Rasulullah sollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila anda masuk
mesjid, maka ucapkanlah:
((بِسْمِ اللهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ اللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَاغْفِرْ لَنَا وَسَهِّلْ لَنَا أبْوَابَ
رَحْمَتِكَ))
”Dengan nama
Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga
Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.”
“Dan bila keluar dari mesjid maka
ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir) diganti dengan:
((وَسَهِّلْ لَنَا أبْوَابَ فَضْلِكَ))
“Dan permudahlah bagi kami
pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]
Cara Sholawat dan Salam Untuk
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam
Allah sollallohu ‘alaihi wa
sallam berfirman:
} إنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {
“Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)
Jadi yang utama adalah dengan
menggandengkan sholawat dan salam bersama-sama, dengan harapan agar doanya
dapat dikabulkan oleh Allah sollallohu ‘alaihi wa sallam Inilah bentuk
sholawat dan salam untuk beliau sollallohu ‘alaihi wa sallam Dari Abi
Muhammad bin ‘Ajrah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah
sollallohu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami, lalu saya berkata: “Wahai
Rasulullah! Kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka
bagaimana kami bersholawat untukmu?” Maka beliau bersabda: “Katakanlah:
((اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ،
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إبْرَاهِيمَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ))
“Ya Allah! Berkatilah Muhammad dan
keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkaulah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafqun
‘Alaihi]
Dan dari Abi Hamid As-Sa’id -Radhiyallahu
‘Anhu- berkata: “Mereka bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana kami
bersholawat untukmu? Beliau menjawab: “Katakanlah:
((اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أزْوَاجِهِ
وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ ، إنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ))
“Ya Allah! Berilah sholawat untuk
Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberi sholawat
untuk Ibrahim. Berkatilah Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana
Engkau memberkati Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.”
[Muttafaqun ‘Alaihi]
Kedua hadits ini menunjukkan bentuk
sholawat yang sempurna untuk Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam.
Keutamaan Sholawat dan Salam Untuk
Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
Dari Umar -Radhiyallahu ‘Anhu
berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
((إذَا سَمِعْتُمُ المُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ
وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا لِي الوَسِيلَةَ فَإنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي
الجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَأرْجُو أنْ أكُونَ
هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الوَسِيلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةُ))
“Jika kalian mendengar orang yang
adzan maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan dan bersholawatlah untukku
karena barangsiapa yang bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat
untuknya sepuluh kali, kemudian mintalah
wasilah (kedudukan mulia di surga) untukku, karena ia adalah suatu kedudukan di
surga yang tidak pantas diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba
Allah dan semoga akulah hamba itu, maka barangsiapa yang memohon untukku
wasilah maka ia berhak mendapatkan
syafa’at.” [H.R. Muslim]
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي
عَشْرًا أدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي))
“Barangsiapa yang bersholawat
untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia
berhak mendapatkan syafa’atku.” [H.R. Thabarani]
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْرًا))
“Barangsiapa yang bersholawat atasku
sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali.” [H.R.
Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga]
Dan dari Abdurrahman bin ‘Auf -Radhiyallahu
‘Anhu- berkata: “Saya telah mendatangi nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
ketika ia sedang sujud dan memperpanjang sujudnya. Beliau bersabda:“Saya telah
didatangi Jibril, ia berkata: “Barangsiapa yang bersholawat untukmu, maka saya
akan bersholawat untuknya dan barangsiapa yang memberi salam untukmu maka saya
akan memberi salam untuknya, maka sayapun bersujud karena bersyukur kepada
Allah.” [H.R. Hakim, Ahmad dan
Jahadhmiy]
Ya’qub bin Zaid bin Tholhah At-Taimiy
berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah datang kepadaku (malaikat) dari Tuhanku dan berkata:
“Tidaklah seorang hamba yang bersholawat untukmu sekali kecuali Allah akan
bersholawat untuknya sepuluh kali.” Maka seseorang menuju kepadanya dan
bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah saya jadikan seperdua doaku untukmu?” Beliau
menjawab: “Jika anda mau”. Lalu bertanya: “Apakah saya jadikan sepertiga
doaku?” Beliau bersabda: “Jika anda mau” Ia bertanya: “Kalau saya jadikan
seluruh doaku?” Beliau bersabda: “Jika demikian maka cukuplah Allah sebagai
motivasi dunia dan akhiratmu.” [H.R. Al-Jahdhami, Al-Albani berkata: “Hadits Mursal
dengan Isnad yang Shohih]
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi sollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda:
((إنَّ للهِ مَلاَئِكَةً سَيَّاحِينَ يُبَلِّغُونَنِي مِنْ
أُمَّتِي السَّلاَمَ))
“Sesungguhnya Allah memiliki
malaikat-malaikat yang berkeliling menyampaikan salam kepadaku dari umatku.” [H.R. Nasa’i dan Hakim]
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat untukku sekali maka Allah
akan bersholawat untuknya sepuluh kali, diampuni sepuluh dosa-dosanya dan
diangkat baginya sepuluh derajat.” [H.R.
Ahmad dan Bukhari, Nasa’i dan Hakim dan ditashih oleh Al-Albani]
Hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud: “Manusia
yang paling utama di sisiku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak
bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi
dan berkata: “Hasan ghorib dan H.R. Ibnu Hibban]
Dari Jabir bin Abdullah berkata: “Nabi
sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ketika mendengarkan
adzan membaca:
((اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ
القَائِمَةِ ، آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا
مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ))
“Ya Allah! Tuhan pemilik adzan yang
sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah dan fadhilah
dan bangkitkanlah ia pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan untuknya.”
Maka ia berhak mendapatkan syafa’at
pada hari kiamat. [H.R. Bukhari dalam shohihnya]
Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat
Untuk Nabi.
Dari Abu Huraerah -Radhiyallahu
‘Anhu- berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Celakalah seseorang yang jika namaku disebut di sisinya ia tidak bersholawat
untukku, celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian keluar
sebelum ia diampuni, celakalah seseorang, kedua orang tuanya telah tua tetapi
keduanya tidak memasukkannya ke dalam surga.” Abdurrahman salah seorang
perawi hadits dan Abdurrahman bin Ishak berkata: “Saya kira ia berkata:
“Atau salah seorang di antara keduanya” [H.R. Tirmidzi dan
Bazzar]
Dari Ali bin Abi Thalib, dari
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((البَخِيلُ كُلَّ البُخْلِ الَّذِي ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ
يُصَلِّ عَلَيَّ))
“Orang yang paling bakhil adalah
seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]
Dari Ibnu Abbas, Rasul sollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda:
((مَنْ نَسِيَ الصَّلاَةَ عَلَيَّ خُطِئَ طَرِيقَ الجَنَّةَ))
“Barangsiapa yang lupa mengucapkan
sholawat untukku maka ia telah menyalahi jalan surga.” [Telah
ditashih oleh Al-Albani]
Dari Abu Hurairah, Abul Qosim bersabda:
“Suatu kaum yang duduk pada suatu majelis lalu mereka bubar sebelum dzikir
kepada Allah dan bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka
Allah akan menimpakan kebatilan atas mereka, bila Ia menghendaki maka mereka
akan disiksa dan bila Ia menghendaki maka mereka akan diampuni.” [H.R. Tirmidzi dan mentahsinnya serta Abu
Daud]
Diriwayatkan oleh Abu Isa Tirmidzi
dari sebagian ulama berkata: “Jika seseorang bersholawat untuk nabi
sollallohu ‘alaihi wa sallam sekali dalam suatu majelis, maka itu sudah memadai
dalam majelis tersebut.”
Faedah dan Buah Sholawat Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:
Ibnul Qoyyim menyebutkan 39 manfaat
sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1.Melaksanakan perintah Allah subhaanahu
wa ta’aala
2.Mendapatkan sepuluh sholawat dari
Allah bagi yang membaca sholawat satu kali.
3.Ditulis baginya sepuluh kebaikan dan
dihapus darinya sepuluh kejahatan.
4.Diangkat baginya sepuluh derajat.
5.Kemungkinan doanya terkabul bila ia
mendahuluinya dengan sholawat, dan doanya akan naik menuju kepada Tuhan semesta
alam.
6.Penyebab mendapatkan syafa’at sollallohu
‘alaihi wa sallam bila diiringi oleh permintaan wasilah untuknya atau tanpa
diiringi olehnya.
7.Penyebab mendapatkan pengampunan
dosa.
8.Dicukupi oleh Allah apa yang
diinginkannya.
9.Mendekatkan hamba dengan nabi sollallohu
‘alaihi wa sallam pada hari kiamat.
10.Menyebabkan Allah dan malaikat-Nya
bersholawat untuk orang yang bersholawat.
11.Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
menjawab sholawat dan salam orang yang bersholawat untuknya.
12.Mengharumkan majelis dan agar ia
tidak kembali kepada keluarganya dalam keadaan menyesal pada hari kiamat.
13.Menghilangkan kefakiran.
14.Menghapus predikat “kikir” dari
seorang hamba jika ia bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
ketika namanya disebut.
15.Orang yang bersholawat akan mendapatkan pujian yang baik
dari Allah di antara penghuni langit dan bumi, karena orang yang bersholawat,
memohon kepada Allah agar memuji, menghormati dan memuliakan rasul-Nya, maka
balasan untuknya sama dengan yang ia mohonkan, maka hasilnya sama dengan apa
yang diperoleh oleh rasul-Nya.
16.Akan mendapatkan berkah pada
dirinya, pekerjaannya, umurnya dan kemaslahatannya, karena orang yang
bersholawat itu memohon kepada Tuhannya agar memberkati nabi-Nya dan
keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan permohonannya.
17.Nama orang yang
bersholawat itu akan disebutkan dan diingat di sisi Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam seperti penjelasan terdahulu, sabda
Rasul: “Sesungguhnya sholawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.” Sabda
beliau yang lain: “Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang
menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila
namanya disebut dengan kebaikan di sisi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa
sallam.
18.Meneguhkan kedua kaki di atas Shirath
dan melewatinya berdasarkan hadits Abdurrahman bin Samirah yang
diriwayatkan oleh Said bin Musayyib tentang mimpi Rasulullah sollallohu
‘alaihi wa sallam: “Saya melihat seorang di antara umatku merangkak di
atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan lalu sholawatnya untukku datang dan
membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu menyelamatkannya.” [H.R.
Abu Musa Al-Madiniy]
19.Akan senantiasa mendapatkan cinta
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bahkan bertambah dan berlipat
ganda. Dan itu termasuk ikatan Iman yang tidak sempurna kecuali dengannya,
karena seorang hamba bila senantiasa menyebut nama kekasihnya, menghadirkan
dalam hati segala kebaikan-kebaikannya yang melahirkan cinta, maka cintanya itu
akan semakin berlipat dan rasa rindu kepadanya akan semakin bertambah, bahkan
akan menguasai seluruh hatinya. Tetapi bila ia menolak mengingat dan
menghadirkannya dalam hati, maka cintanya akan berkurang dari hatinya. Tidak ada
yang lebih disenangi oleh seorang pecinta kecuali melihat orang yang
dicintainya dan tiada yang lebih dicintai hatinya kecuali dengan menyebut
kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangnya cinta itu tergantung kadar
cintanya di dalam hati, dan keadaan lahir menunjukkan hal itu.
20.Akan mendapatkan petunjuk dan hati
yang hidup. Semakin banyak ia bersholawat dan menyebut nabi, maka cintanyapun
semakin bergemuruh di dalam hatinya sehingga tidak ada lagi di dalam hatinya
penolakan terhadap perintah-perintahnya, tidak ada lagi keraguan terhadap apa-apa yang dibawanya,
bahkan hal tersebut telah tertulis di dalam hatinya, menerima petunjuk,
kemenangan dan berbagai jenis ilmu darinya. Ulama-ulama yang mengetahui dan
mengikuti sunnah dan jalan hidup beliau, setiap pengetahuan mereka bertambah
tentang apa yang beliau bawa, maka bertambah pula cinta dan pengetahuan mereka
tentang hakekat sholawat yang diinginkan untuknya dari Allah.
Sholawat dan salam untuk nabi kita
Muhammad, keluarga dan para sahabatnya