Header

Header
Dunia ini gelap. Carilah penerang. yaitu Ilmu Pengetahuan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Remaja. Tampilkan semua postingan

Selasa

Kumpulan Puisi


Puisi adalah bahasa hati,ungkapan kata hati yang tuangkan dalam bentuk goresan pena. Kumpulan Puisi ini kami adopsi dari berbagai sumber:
Krudung Merah

puisi ku untukmu yang selalu ku rindu.
 rindu memaksa diri hanya untuk bertemu,dulu.
 Hari demi hari ku ikuti jejak arus bayangmu yang semu.
 membuat aku penasaran akan warna merah kesukaanmu.

waktu itu,tak sengaja aku melihat tersipu.
 Indah tapi jemu.
 karena kau tak tahu aku.
 terhalang hantaran kaca ruang rindu.

sementara bayangmu hadir di luar kata.
 nampakan pancaran merah dari rahasia yang kau bawa.
 melewati hati yang selalu berharap akan cinta.
 cinta bernuansa pahala kuasa.

Seandainya kisah ini kau baca,aku tahu kau pasti merasa
 dan bergegas bertanaya:”sebesar apa rasa cintamu kepada ku”?
 Jika kau tanya sebesar apa, cintaku begitu besar untukmu.
 yang begitu besar itu pasti adanya ukuran, sanggahmu!
 jika kau mau tau ukuran cintaku, aku jawab cinta ku akan ku ukur dengan apa yang seharusnya aku ukur.
 akan ku berikan yang terbaik sesuai cinta yang kau harapkan dari ku.


Patah Hati

 Patah hati
 Menagis
 Berduka
 Marah
 Dan
 Kini aku sendiri
 Tapi mungkin lebih baik dari pada harus terus meratapi
 Patah hatiku karna keputusanmu
 Menagis karna ucapanmu
 Berduka karna tak bersamamu
 Dan marah karna ternyata kau telah mempermainkan perasaanku
 Tapi aku tak lupa berterima kasih
 Karna ternyata aku masih bisa merindukan dirimu setelah dia, semuanya tidaklah mudah seperti aku membalikkan telapak tanganku, semuanya butuh proses, pendewasaan, pengertian dan saling punya kepercayaan.
 aku harap dengan itu aku bisa memiliki mu ….


KUTEMUI KAU MALAM INI

Gelap, hanya tersisa hitam dan secercah sinar bulan yang redup
 Tertunduk menanti Surya yang sedang terlelap
 Menepuk bahuku yang mulai lelah
 Dan kelopak mataku yang gelisah
 Tak bisa kuterjaga di dekatmu
 Tapi tanganku masih menggenggam erat
 potretmu yang kelak kubawa bermimpi
 Inginku di sampingmu menyelimutimu
dengan kedamaian dan kehangatan malam
 Bukan karena kakiku tak mampu menapaki jalan ke sampingmu
 Tapi karena malam tak izinkan kita bersua
 Malam memang selalu gelap
 Tapi malam ini kubawakan cahaya dari ruang kalbuku
 Mungkin tak sebenderang mentari
 Tapi tak akan redup karena malam
 Jangan kau menangis karena sepi
 Karena senyummu yang kan membawaku pada mimpimu
 Dan senyumku di sini kan menemani malammu

SEMANGAT DIRI
Aku tak mau putus asa
 Seperti matahari terbenam
 Aku tidak akan menyerah
 Seperti pasir yang terbawa ombak

Semangatku terus berkobar
 Meski begitu banyak panah tajam
 Menusuk pikiran dan jiwaku
 Meski telah berjuta kali
 Ku tenggelam ke dasar kegagalan

Bila ku terjatuh
 Ku akan bangkit lagi
 Bila jiwaku runtuh
 Akan kubangun kembali
 Dengan pondasi-pondasi yang terkuat
 Dengan semangat yang tak terkalahkan

Kini
 Kujalani hari dengan sepenuh hati
 Tak ada alasan untuk berhenti
 Atau berlari dari rintangan
 Karena ku tahu
 Masa depan tak mungkin cerah
 Apabila aku mudah menyerah


WAJAHMU
(Kitab Cinta Rumi)
              
Mungkin kau berencana pergi,
 seperti ruh manusia
 tinggalkan dunia membawa hampir semua
 kemanisan diri bersamanya

Kau pelanai kudamu

Kau benar-benar harus pergi
 Ingat kau punya teman disini yang setia
 rumput dan langit

Pernahkah kukecewakan dirimu ?
 Mungkin kau tengah marah
 Tetapi ingatlah malam-malam
 yang penuh percakapan,
 karya-karya bagus,
 melati-melati kuning di pinggir laut

Kerinduan, ujar Jibril
biarlah demikian
 Syam-i Tabriz,
 Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agama

Aku telah mendobrak kedalam kerinduan,
 Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya
 tapi tiada semacam ini

Sang inti penuntun pada cinta
 Jiwa membantu sumber ilham

Pegang erat sakit istimewamu ini
 Ia juga bisa membawamu pada Tuhan

Tugasku adalah membawa cinta ini
 sebagai pelipur untuk mereka yang kangen kamu,
 untuk pergi kemanapun kaumelangkah
 dan menatap lumpur-lumpur
 yang terinjak olehmu

muram cahaya mentari,
 pucat dingding ini

Cinta menjauh
 Cahayanya berubah

Ternyata ku perlu keanggunan
 lebih dari yang kupikirkan


Aku dan Sebungkus Rokok
Oktober 26, 2011 by Zamzam


Sepi
 Hanya ada aku dan sebungkus angan berisi sederet tembakau kenangan
 Satu demi satu, rindu dan sesal membakar rambut mereka Seakan sebuah dupa
 Kepul asapnya adalah tarian hologram
 Memproyeksikan bayang wajahmu hingga ke langit-langit kamarku

Apa akhir setiap kisah cinta seperti tembakau ini?
 Bermetafora menjadi abu
 Dan bangkainya terbengkalai pada pusara asbak berisi aksara tentang luka?


RASA KEMARIN
Des 22, 2011 by Jirin pecah

Kemarin aku dengar kata yang menyakitkan
 kata darimu yang ku sayang
 pecahkan hatiku yang mencintaimu

Mungkin cinta itu harus lama mengenal
 sedangkan aku terlalu cepat
 sama cepatnya dengan bayangmu yg masuk dalam hatiku

Kini entah harus aku bayanganmu itu ?
 aku lupakan atau ku biarkan tetap tinggal

Semoga gelap malam
segera bisa mengajariku doa
melupakan rasa itu,
agar detak jantungku normal di hadapmu
ta’ lagi bergemuruh
agar bibirku tak lagi kelu menyapamu


AJARI AKU MENJADIKANMU BIASA !

Mungkin aku memang lemah
 Mungkin aku tak pernah punyai lelah
 Saat ku terdiam menangisi pergimu
 Terus ku terpaku oleh harapan semu

Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
 T’lah cukup dalam hati ini kuiris
 Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
 Dengan ia yang mampu merasakannya

Namun cinta untukmu terus bertahan
 Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
 Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
 Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?


KU TERPTA HANYA UNTUKMU
Ditengah malam syahdu nan pekat
 Ku teringat pada mu, bayangmu
 Selalu melintas di kelopak mataku
 Ku coba untuk melupakanmu

Namun bayang mu, trus menghampiriku
 Sunyiku kau tabur bunga rindu
 Kau bagai angin yang sejukkan
 Jiwa ragaku…

Namun kini, sia-sia sudah mahligai cintaku
 Mimpi indah tiada lagi, sirna terbakar
 Kayu arang abu…
 Ku coba bertanya pada malam
 Dia membisu

Angin berlalupun, tak memberikan
 Jawaban,,
 Hanya satu yang terucap
 Mengapa aku mencintaimu…

Dan mengapa aku terlahir untuk terluka…
 Ku sadar, cinta tak harus memiliki
 Tapi ku tak bisa, ku tak rela
 Mungkin ada yang lebih dariku….

Sampai datang masa pertemukan kita
 Untuk kembali, atau terpisah selamanya…
 Sungguh hina diriku
 Mencintai orang yang tak mencintai ku
 Dan takkan pernah menyayangiku..

Mengapa aku di pertemukan denganmu
 Musim gugur dihatiku…
 Seakan tumbuh bersemi
 Titian cintaku pupus begitu saja

Tiadakah iba dihati mu…
 Tiadakah rasa ntuk ku….
 Kau berlalu menuju impian mu yang baru..

Rinduku sudah kau lara…
 Sayang ku kini t’lah kau buang
 Mungkinkah aku tercipta
 Hanya untuk disakiti dan dihina???

Apakah ini suatu cobaan untukku??
 Apakah ini suatu goresan hati yang luka??
 Yang tak bisa sembuh
 Walau penawar dari mana pun…

Semoga kau bahagia
 Tanpa sosok bayanganku…

TAKDIR DUKA

 Dukaku memuja dunia dengan indah
 Lukaku memahat ukiran sejati
 Biar tak seorangpun tau bahwa
 aku kecewa pada kisahku
 yang membawa perih
 Apakah aku insan yang tak tau diri?
 Hingga menganggap cinta dengan hati
 bukan dengan mata
 Merasakan cinta dengan perasaan
 bukan dengan logika
 Bahkan aku sampai kehilangan akal sehat
 hingga membuatku tenggelam
 pada kehancuran
 dan kegalauan hidup
 Perih yang ku rasa seakan tak sanggup kujalani
 Aku patah dengan segenap sayap-sayap palsuku
 Aku mati dengan segenap nyawaku yang rapuh
 Tapi, tak kan ku tangisi karna inilah takdirku
 Aku harus terbiasa dengan duka
 Karena luka adalah duka
 Dan duka adlah aku.


KECEWA

Perih yang mengiris
 luka yang menyayat
 hanya sepenggal kisah cinta
 akhir cinta yang kecewa
 bila tlah melekat di sukma
 sgala bahagia yang hadir hanyalah perhiasan
 dan bunga yang masih mekar
 menundukkan kepala menahan beban
 tersenyum di atas seluruh senyum
sang taman 
 mencintai sang Cinta adalah yang paling abadi..


Baca juga puisi=puisi yang lain !


Minggu

Puisi , Keagungan Tuhan


DI PELATARAN AGUNGMU NAN LAPANG
20 Desember 2007 07:39:52

Di pelataran agungMu     nan lapang

                                              kawanan burung merpati

                                              sesekali sempat memunguti

                                              butir-butir bebijian

                                              yang Kautebarkan

Lalu terbang lagi               menggores-gores biru langit

                                              melukis puja-puji

                                              nan  hening

Di pelataran agungMu      nan lapang

                                              aku setitik noda

                                              setahi burung merpati

                                              menempel pada pekat gumpalan

                                               yang menyeret warna

                                               bias kelabu

                                               berputaran

                                               mengabur melaju

Luruh dalam gemuruh       talbiah

                                                takbir dan tahmid

Dikejar dosa-dosa              dalam kerumunan dosa

Ada sebaris doa

Siap kuucapkan                  lepas

                                                terhanyut airmata

                                                tersangkut di kiswah

                                                nan hitam

Di pelataran agungMu        nan lapang

                                                 aku titik-titik tahi merpati

                                                 menggumpal dalam titik noda

                                                 berputaran

                                                 mengabur melaju

Luruh dalam gemuruh        talbiah

                                                 takbir dan tahmid

Mengejar ampunan             dalam lautan ampunan

Terpelanting                          dalam

                                                  khauf dan raja

Puisi , Taman Sekolahku


TAMAN di SEKOLAHKU
                                                                                                                                                                                    JAUHAROTUL ILMIYAH
                                                                                                            XI BAHASA
Kesejukanmu menyapaku
Di saat ku telah melewati pintu itu
Kehijauanmu selalu mengiringiku
Di setiap hentakan langkah kakiku
          Tamanku………..
          Hatiku telah kau tenangkan
          Jiwaku telah kau sejukkan
          Akankah selamanya kan menentramkan
Hembusan angin darimu
Semilir menerpa sanubariku
Tetaplah engkau begitu
Selalu menjadi sandaranku
Di saat lara dan pilu hatiku