Header

Header
Dunia ini gelap. Carilah penerang. yaitu Ilmu Pengetahuan
Tampilkan postingan dengan label Kebesaran Gus Dur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kebesaran Gus Dur. Tampilkan semua postingan

Jumat

Pahlawan untuk Semua


                                  Gus Dur Pahlawan untuk Semua

   Oleh: Ma'mun Murod

TOKOH besar dan bapak bangsa -dengan beragam predikat- KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah berpulang ke rahmatullah. Gus Dur adalah sosok pemikir Islam genuine Indonesia. Gus Dur adalah sosok pemikir yang lebih menggambarkan wajah Islam Indonesia: akulturatif, moderat, dan toleran.

Pemikiran Gus Dur berbeda dengan pemikiran mereka yang mencoba menampilkan wajah "Islam skripturalis". Berbeda juga dengan mereka yang mencoba menampilkan wajah Indonesia yang sekuleristik.

Saat ini, rasanya hampir semua gagasan dan pemikiran Gus Dur telah terpublikasikan, baik dalam bentuk karya ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi maupun dalam bentuk kumpulan tulisan yang diedit editor dengan beragam latar belakang paham keagamaan.

Begitu tidak sia-sianya perjuangan panjang nan konsisten yang telah Gus Dur lakukan. Gus Dur telah menuai hasil. Gagasan-gagasannya telah merasuk di sebagian besar generasi muda NU dan dalam batas tertentu juga telah merasuk di sebagian angkatan muda Muhammadiyah.

Relasi Agama-Negara

Ketika rezim Orde Baru bermaksud menetapkan asas tunggal Pancasila, melalui Munas Alim Ulama 1983 dan Muktamar NU 1984, NU menerima asas tunggal. Dan, salah satu motor penerimaan asas tunggal adalah Gus Dur yang dipilih -melalui mekanisme ahlul halli wal aqdhi- sebagai ketua tanfidziyah PB NU pada muktamar tersebut.

Kepahlawanan Gus Dur


Bandul Pendulum Gus Dur
Oleh Arif Afandi

ARUS keinginan masyarakat untuk mempercepat pemberian gelar pahlawan nasional terhadap almarhum KH Abdurrahman Wahid terus menggelinding.
Bahkan, desakan itu muncul dari tokoh yang selama ini dianggap sering berseberangan dalam pandangan dan sikap politik, yakni Amien Rais. Mantan ketua MPR yang semasa menjabat pernah melantik dan melengserkan Gus Dur -demikian KH Abdurrahman Wahid biasa dipanggil- dari kursi kepresidenan itu menilai peran tokoh asal Jombang Jawa Timur tersebut sangat besar dalam memperjuangkan hak asasi manusia (HAM) dan pluralisme.

Gus Dur juga dinilai berperan besar dalam membangun dan mempersiapkan demokratisasi di Indonesia. Pada saat semua lini dikuasai negara, Gus Dur menggerakkan berbagai kekuatan sipil melalui berbagai cara. Mulai memberdayakan warga NU sampai dalam posisinya sebagai tokoh masyarakat sipil yang bergerak dengan Forum Demokrasi (Fordem) yang dipimpinnya. Dia juga aktif bergerak melalui berbagai LSM (lembaga swadaya masyarakat) untuk memperkuat masyarakat sipil vis a vis negara.

Yang menarik, kalau kelak Gus Dur ditetapkan sebagai pahlawan nasional, berarti tiga generasi dari satu keluarga menjadi pahlawan. Mereka adalah KH Hasyim Asy'ari (kakek), KH Wahid Hasyim (ayah), dan Gus Dur sendiri. Ini akan menjadi rekor di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Betapa besar peran keluarga pendiri NU itu dalam sejarah kebangsaan sehingga tiga generasi dari keluarganya menjadi pahlawan nasional.

Pendulum

Salah satu yang menonjol dari Gus Dur adalah perannya sebagai bandul pendulum gerakan keagamaan dan politik di Indonesia. Dalam kiprah dan pemikirannya, dia tidak pernah berada dalam satu ekstrem ke ekstrem lainnya. Ketika orang terlalu bersemangat membawa warna Islam dalam politik di Indonesia, dia tentang arus itu. Namun, dia juga tidak mau larut dalam sekularisme politik. Dia mainkan peran pendulum tersebut dengan baik dalam sepanjang perjuangan politiknya.

Itu terlihat ketika dia bersikap kritis terhadap ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Saat itu, ada kecenderungan Islamisasi dalam negara melalui organisasi yang didirikan para cendekiawan dan mendapat dukungan penuh dari Presiden Soeharto. Wacana Islamisasi pemerintahan saat itu begitu kuat justru pada akhir pemerintahan presiden kedua RI yang menjabat selama 32 tahun tersebut. Lewat jalur itu pula muncul berbagai wacana konsep ekonomi Islam, politik Islam, dan semacamnya.Pertarungan wacana pun terjadi. Dalam buku Demokrasi Atas-Bawah; Strategi Perjuangan ala Gus Dur dan Amien Rais yang saya terbitkan tergambar jelas pertarungan saat itu. Gus Dur mewakili strategi perjuangan melalui penguatan masyarakat, sedangkan Amien Rais mewakili perjuangan lewat kekuasaan negara. Gus Dur tidak menginginkan Islamisasi negara lewat kekuasaan, tetapi mengambil jalan memperkuat posisi tawar masyarakat yang mayoritas muslim. Baginya, demokrasi jelas akan memberikan jalan bagi banyak sumber daya muslim dalam pemerintahan.

Saya belum mampu memformulasikan apakah ketika menjadi presiden selama dua tahun Gus Dur tetap konsisten terhadap model perjuangannya. Yang jelas, ketika dia berada di pusaran inti kekuasaan negara, banyak hal yang dilakukan untuk peneguhan kekuatan sipil. Desakralisasi istana, kebijakannya memilih menteri pertahanan dari sipil, dan berbagai kebijakan untuk minoritas adalah contoh kecil dari benang merah

Pelajaran dari Gus Dur


Kebesaran Gus Dur
Kumpulan Artikel para Tokoh

Opini Jawa Pos [Jum'at, 08 Januari 2010

Pelajaran dari Gus Dur

                                                      Oleh: Ahmad Tohari

KANJENG Nabi Muhammad SAW pernah tidur di lantai tanah dengan hanya beralas tikar daun kurma. Maka, ada tanda-tanda guratan pada pipinya yang mulia ketika beliau bangun. Hal yang hampir sama diamalkan mantan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang pekan lalu kembali ke haribaan Sang Khaliq.

Pada 1995, Gus Dur tidur dua malam di rumah saya yang sederhana di kampung.
Malam pertama dia mau tidur di dipan kayu yang saya sediakan. Tetapi, malam kedua dia memilih sendiri tidur di karpet murahan yang menutup lantai ruang tengah. Gus Dur tampak santai dan tidur amat lelap. Kepalanya hanya tersangga bantal sandaran kursi.

Perihal Gus Dur suka tidur di karpet sudah saya ketahui sejak lama. Ketika naik haji bersama pada 1988, saat tidur di hotel, Gus Dur memilih karpet daripada kasur kelas satu kamar hotel berbintang lima. Tapi, itu karpet kualitas super. Sedangkan saya hanya mampu membeli karpet murah yang kasar, lagi pula debunya tak pernah disedot.