Ketika Tuhan Menguji
Ketika Tuhan Menguji |
Semua orang pun melakukan aktivitasnya. Tak terkecuali Sandra, salah seorang pelajar dari salah satu sekolah ternama di Jakarta. Saat itu Sandra sedang membaca buku di ruang tamu. Saat itu pun ibunya datang dan duduk di sampingnya. Lalu Sandra bercerita tentang apa yang sedang ia rasakan saat itu. Kalau boleh di bilang, hidupnya hampir sempurna. Semua yang dilakukan Sandra pasti mendapat dukungan dari orang tuanya.
Tetapi, kini semua itu berlalu begitu cepatnya. Perbedaan pendapat antara Sandra dan ibunya dalam menentukan sekolah membuat kegelisahan melanda hati Sandra setelah hasil kelulusan diumumkan. “San, Ibu mau bicara.Mungkin ini berat untuk kamu.Ibu tidak bisa mendukung keputusanmu untuk melanjutkan sekolah di sini” Kata ibu. Sandra pun menjawab “Sandra tidak mau bu.Sandra ingin sekolah di sini saja”. “Pokoknya ibu tidak mau kalau untuk hal ini kamu tidak nurutin omongannya ibu.Ini juga demi kebaikanmu” Sahut ibu. Tetapi Sandra tidak mendengarkan perkataan ibunya. Dia bimbang akan pilihan orang tuanya,yaitu menimba ilmu di tempat yang jauh. Yang mengharuskannya meninggalkan orang-orang yang disayanginya dalam waktu lama.
Tidur telah memeluk jiwa-jiwa manusia, namun Sandra sendirilah yang masih terjaga. Karena kebingungan selalu mematuknya setiap kali ia di serang rasa kantuk. Didalam kegelisahannya ia menangis. Hatinya pun berkata “akankah aku sanggup melakukan itu?”. Ibunya yang sudah tertidur lelap pun terbangun mendengar tangisan anaknya itu. Lalu ibunya menghampiri Sandra di kamarnya. Ketika menyadari bahwa ibunya menghampirinya, Sandra terhenti dari tangisnya. “Apa yang terjadi nak, sehingga kau seperti ini?” tanya Ibu kepada Sandra. Ia hanya terdiam tanpa melihat wajah Ibunya. Melihat Sandra yang hanya terdiam, Ibunya berkata “Ibu minta maaf jika ibu punya salah sama kamu nak. Tapi ibu mohon jawab pertanyaan ibu. Apa yang membuatmu seperti ini?”. Tak lama kemudian “Haruskah Sandra melakukan pilihan Ibu itu?. Dan meninggalkan semua orang yang Sandra sayangi, terutama Ibu” Jawab Sandra sambil sesekali mengusap air matanya. “Ibu juga tidak mau berpisah denganmu Sandra.Tetapi ibu ingin ketika dewasa kamu menjadi orang yang lebih baik dan sukses dari ilmu yang kamu dapat di sana” Sahut ibu. Sandra pun marah dan berkata “Tetapi tidak dengan cara memisahkan Sandra dengan semua orang yang aku sayangi bu”. Sandra dan ibunya pun bertengkar. Kemudian Sandra beranjak pergi meninggalkan ibunya.
Keesokan harinya, Sandra bertemu dengan sahabatnya. Ia menceritakan semua yang telah terjadi padanya dan ibunya. Sahabatnya yang bernama Arya pun berkata”Apakah kamu akan meninggalkan aku juga?”. Dengan singkat Sandra menjawab ”mungkin”. Dengan nada lirih Arya pun berkata “Jika semua itu yang terbaik untukmu, akan aku relakan kamu pergi. Mungkin orang tuamu melakukan ini karena ingin melihatmu sukses dan memperoleh banyak ilmu. Jadi, demi aku dan orang tuamu. Pergilah kamu ke sana. Yang harus kamu ingat, aku sahabat yang slalu setia menunggumu”. Mendengar perkataan sahabatnya itu, Sandra terharu. Tak lama kemudian Arya berpamitan pulang dan menyuruh Sandra memikirkan pendapat darinya tadi.
Saat itu Sandra merenungkan diri dalam keheningan malam yang gulita dan legam. Dalam hatinya pun bertanya-tanya “mungkinkah semua yang dikatakan Arya itu benar?”. Ia semakin bingung. Setelah lama ia termenung dan memikirkan perkataan sahabatnya tadi, Sandra pun menyadarai bahwa apa yang dilakukan orang tuanya itu hanya untuk kebaikan dirinya sendiri. Semua yang dilakukan orang tuanya karena mereka sayang kepada Sandra.
Sandra pun bergegas keluar dari kamarnya untuk menemui ibunya. Ia berlari ke sana ke mari untuk mencari ibunya. Terlalu tergesa-gesanya, Sandra pun menabarak ibunya yang sedang berjalan di depannya. “Kenapa kamu nak kok lari-lari gitu?” Tanya Ibunya. Tanpa basa-basi Sandra berkata kepada Ibunya “Sandra minta maaf bu, kemaarin Sandra sudah bentak-bentak ibu. Sandra kayak gitu karena Sandra tidak mau berpisah dengan ibu. Sekarang Sandra sadar bahwa semua yang ibu lakukan karena ibu sayang kepada Sandra”. Ibunya berkata “ Ibu juga minta maaf San. Jadikan perpisahan ini menjadi perpisahan yang terindah dalam hidup kamu. Dan semoga Tuhan memberikan jalan terbaik buat kita semua”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar