Galau
Kau ada seolah tak ada,
Kau dekat seolah jauh...
Ku bilang cinta tak pernah kau balas,
Ku bilang rindu tak juga kau peluk...
Saat kau tak ada apalagi,
saat kau jauh apalagi...
Jangan sampai kau tak cinta,
Jangan sampai kau tak rindu...
Galau!
Setahun Lalu...
Setahun lalu,
kita saling mengecup rindu;
dan saat pagi datang kutatap kamu yang tidur bersandarkan pundakku.
Setahun lalu,
jemari kita saling berjalin mesra;
dan ilalang seakan membukakan jalan untuk kita yang tengah dimabuk asmara.
Setahun lalu,
aku dan kamu... satu...
Cemburu
Kisah kita memang telah usai,
ketika kita sepakat
meletakkan "persahabatan" di atas "cinta"
Namun adakah kau rasa,
bahwa hati ini sesungguhnya tak dapat melepasmu
Memang cinta tak harus memiliki
dan ku tahu kau sudah bersamanya,
tapi sungguh aku tak berdaya
tak mampu menahan rasaku padamu
Ketika cinta tak lagi berdaya,
yang kurasa hanya cemburu...
Puisi Patah Hati
Puisi patah hati,
terasa indah bila diresapi maknanya,
... namun tidak bila dirasakan...
Saat kupejamkan mataku,
terbayang wajahmu yang tersenyum manis,
namun tidak ku rasakan bahagia,
... hanya perih pada setiap sayatan keping hatiku...
Masih kuingat ketika pertama kali melihatmu,
Jantungku berdegub kencang,
kata-kata menjadi bata-bata,
dan puisi begitu mudah dituliskan bila itu tentang kamu...
Semua itu membuatku percaya akan cinta
pada pandangan pertama...
Puisi patah hati,
adalah sebuah jembatan patah...
yang membuatku tak bisa lagi
menyeberangi sungai hatimu...
Puisi patah hati,
adalah sebuah perahu usang...
yang tak kan sanggup
mengarungi samudera cintamu...
Puisi cinta patah hati ini,
adalah salam terakhiku untukmu...
Tragedi
Mengais cerita dari bukit yang ambruk,
ada harapan akan jiwa yang tersisa dari setiap gumpalan tanah...
dan meski tahu ratapan tangis tak akan membuat bukit kembali tegak,
namun tetap saja banjir air mata tak bisa lagi terbendung
ini adalah tragedi...
Label: tragedi
Dicoret oleh si Bocah jam 19:53 WITA
Rabu, Februari 24, 2010
Melewati Garis Pembatas
Dia langkahkan kakinya melewati garis pembatas itu. Wajahnya tegak, tersenyum penuh kegetiran. Berharap pilihannya tak salah kali ini. Dia tahu, hidup penuh dengan pilihan. Dan ada resiko disetiap pilihan itu.
Lebih baik melewati garis pembatas dan menderita karena semua akibat yang harus ditanggung dari pada hanya memandangmu dari seberang garis. Katanya.
Aku hanya diam seribu bahasa.
Derai Cemara
Angin pantai disela gerimis
Mendera pelan, sejenak
Berteduh di bawah
Pohon-pohon cemara udang
Kemudian lenyap ke arah
Gubuk-gubuk bambu yang reot
Tanpa atap di tepian jalanan pantai
Senja ini..
Tiada yang romantis atau membiuskan angan
Ke dalam khayal yang beku
Dan ratusan hari terkubur diam
Pantai ini telah sepi..
Hanya derai cemara udang..
Hanya rintik gerimis yang tidak kunjung reda
Tidak juga menjadi hujan deras
Ada yang berubah
Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau
Dan di beberapa sudut tumbuh padang rumput
Ada cemara udang, perahu nelayan
Yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihat
Ini adalah pantai kenangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar