Header

Header
Dunia ini gelap. Carilah penerang. yaitu Ilmu Pengetahuan

Kamis

Puisi

Dibawah ini adalah macam- macam judul puisi yang berkatan tentang bulan ramdhan…dengan adanya puisi ramadhan ini semoga bisa menjadi tambah kebal keimanan dalam menempuh misi taqwa kita kepasa allah SWT.

RINDU RAMADHAN
Tak terasa Ramadhan hampir tiba
 Terpekur aku dan menangis
 Dibawah sajadah yang terbentang
 Betapa rindu yang kian mendera

 Ketika Ramadhan hampir tiba
 Dapatkah aku menggapainya
 Menemuimu,menjalankan dengan nikmat
 Dengan asa yang ada diraga

 Ketika Ramadhan hampir tiba
 Sujud ampunan dan syukur yang tak terhingga
 Ketika gema dipenjuru dunia
 Menyambut dengan gembira

 Ketika Ramadhan hampir tiba
 Ingin rasa nya lebih dekat dengan Mu
 Dengan segala kekurangan
 Untuk menjemputmu dengan jiwa yang bersih

 Ya Rabb beri hamba untuk merasakan
 Hari hari yang indah didalamnya
 Dengan beribadah ,dan mencapai malam lailatul Qadar
 Dengan segenap jiwa




IZINKAN AKU KEMBALI

Sebelas bulan berlalu
 Dosa dan salah terus berlaku
 Tenggelam dalam nikmatnya waktu
 Adalah hamba insan berhati batu

 Kenapa ku bangga dengan kebohongan
 Kenapa ku puas dengan kemunafikan
 Kenapa ku menikmati tiap tetes hinaan
 Aku sangat tidak pantas

 Ya rabb
 Diatas dahsyatnya siksa kemalangan
 Izinkan aku masuk mereguk ramadhanmu
 Biarkan aku menahan perihnya kesabaran

 Kuatkan kakiku menopang shalat-shalat malammu
 Bebaskan aku menikmati manisnya zikirmu
 Ceriakan aku dengan gema takbirmu

 Ringankanlah jalanku
 Tak ada yang kuharap darimu
 Kecuali pintu ampunan atas salahku
 Terimalah doaku
 Terimalah aku


RAMADHAN DALAM KETERBATASAN

Disini, terlalu mendongak berharap terwujud berbuka berjama’ah,
 Dimana ada kesempatan melakukan pun bagaikan mendapat durian jatuh.
 Seperti punguk merindukan bulan,
 Tatkala mendamba menaikkan kualitas hubungan dengan Yang Diatas,
 Manis lantunan pujian menyebut nama Mu,
 Kenyataan dengan sesama seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami.
 Target tilawah penuh, jauh…
 Kilat menyambar di tengah terik matahari untuk menuju khatam,
 Per ayat saja laksana kucing mengincar tikus.
 Itikaf setali tiga uang, kembaran angan-angan
 Dalam detik melahirkan menit yang tumbuh menjadi waktu
 Diri masih berpeluh dengan najis dan laknat.
 Ramadhan datang dan kembali
 Wanginya hanya mampir di hidung, gempitanya hanya singgah di telinga, tapi
 Tidak terbukti dalam sikap.
 Diri tidak sempurna mencair, meleleh pun bagaikan bunga tidak berputik.
 Terpaku dalam kubangan dosa dan salah
 Jerit jiwa raga sebatas memberontak.
 Bangsa, penguasa, atau isi jiwa yang salah?
 Tersebut panggung yang aku alami bersama ribuan hati dan jiwa yang serupa
 Beruntung penduduk bumi khatulistiwa, tinggal niat dan pelaksanaan.
 Lapangkan jalan, luaskan kesempatan
 Disini ribuan hati dan jiwa yang serupa terpenjara pagar tetangga.
 Ya Allah!
 Aku diantaranya…


RANTAI KEBEBASAN

Tak diam melengkapi ikhtiar
 Tak rasa lipatan rindu terobati
 Rangkaiannya hampir sempurna
 Mendekati sempurna
 Asa akan sampai dipenghujung
 Raga tak pernah sabar menanti
 Jiwa melayang untuk merasai kenikmatan
 Mimpi pun berpendar menjadi simbol kenyataan
 Rantai kebebasan
 Menghampiri doa yang sempat tertahan
 Menjadikan do’a pasti terkabulkan
 Rantai kebebasan
 Menghampiri mimpi yang segera sampai
 Menjadikan cita menjadi kenyataan
 Aku lepaskan rantai kebebasan
 Untuk lebih banyak meminta padamu
 Untuk lebih banyak memohon padamu
 Untuk lebih banyak mengemis padamu
 Aku lepaskan rantai kebebasan
 Untuk membuktikan cinta padamu
 Untuk menunjukkan sayangku padamu
 Untuk menunjukkan kangenku pada wajahmu
 Aku lepaskan rantai kebebasan
 Untuk senantiasa duduk disampingmu
 Untuk mendayu bersama syairmup

Untuk menjadi penyair sejatimu
 Untuk menjadi pendo’a abadimu
 Dan Aku lepaskan rantai kebebasanku
 Sebebas do’a yang akan kusampaikan
 Sebebas angin yang akan membawa pergi
 Sebebas kekhusyu’an yang pernah diajarkan
 Sebebas yang aku mau dan aku inginkan
 Dan aku lepaskan rantai kebebasanku
 Sebebas yang aku butuhkan
 Agar aku kembali bebas untuk mencintaimu
 Mencintaimu, diantara degupan yang hampir tak pernah tenang
 Agar aku kembali bebas untuk mencintaimu
 Diwaktu lain, yang berbeda dari kali ini duhai Ramadhan dan i’tikafku


HARU BIRU

Haru biru aku…
 Merasuk hatiku
 Menatapmu
 Menyambut kehadiranmu
 Haru biru aku…
 Menghinggapiku
 Karna rindu
 Tuk bersua dengan mu
 Haru biru aku…
 Menyelimutiku
 Merangkai pengabdian
 Disetiap detikmu
 Haru biru aku…
 Menyesakkanku
 Mengharap Ilahi
 Ridhoi amalku
 Haru biru aku…
 Menggelayutiku
 Berlari dan tertatih
 Gapai kemuliaanmu
 Haru biru aku…
 Padamu ramadhan
 Yang punya kemuliaan
 Melebihi seribu bulan


BAYANG- BAYANG CINTA RAMDHAN

Saat nafas ini masih menghembus
 Ku ingat akan kedatanganmu
 Aku sapa engkau
 Dengan kelembutan kerinduanku
 Padamu
 Kini penantian itu kian dekat
 Meski engkau tak melihat
 Siapa yang menyapamu
 Hamba-hamba itu memendam rindu
 Rajab kemarin tlah berlalu
 Berpesan akan
 Perjumpaanmu
 Padaku yang kasmaran dengan rindumu
 Sya’ban telah memulai
 Dalam amal dan latihan
 Sambil berharap
 Itulah awal persiapanku
 Menyambut kehangatanmu
 Perjumpaan itu semakin dekat
 Namun rasa was-was dan khawatir
 Tiap waktu bergelayut dalam
 Bayang-bayang rindu itu
 Ku tak tau
 Akankah Dia ridho dengan niat
 Hamba-Nya ini

 Yang tuk ke sekian kali
 Bersimpuh dalam doa

 Kini penantian itu terus dibayang-bayangi
 Oleh aura bertemu denganmu
 Dan kematian yang akan memupus
 Di persimpangan jalan
 Apapun yang terjadi
 Diri ini ikhlas, ridho dan penuh kepasrahan
 Semoga Dia tetap menerima niatku
 Untuk beramal dan bersua denganmu
 Dalam ridho dan kasih-Mu
 Oh Ramadhanku…


RAMADHAN TANPAMU

Dua kali Ramadhan sepi tanpamu
 Tak kudengar suaramu memanggil untuk sahur dan berbuka
 Sepi hampa tanpa kehadiranmu..
 Tak pernah aku merasa…
 Dua kali Ramadhan aku mulai belajar
 Bagaimana membangunkan dan menyiapkan untuk sahur maupun berbuka
 Entah apa yang bisa kulakukan tanpamu..
 Semua tampak berat..
 Maaf aku selalu meremehkanmu..
 Tidak pernah membantumu untuk menyiapkan semuanya
 Engkau tidak pernah mengeluh
 Engkau ikhlas melakukannya karena Allah semata
 Tak lupa aku selalu mendoakanmu ibu..
 Semoga engkau tenang berada disisinya..
 Walau jasadmu tak bersama kami..
 Tapi aku yakin engkau akan selalu ada di hati kami..

Tidak ada komentar: