Dibawah ini adalah macam- macam judul puisi yang
berkatan tentang bulan ramdhan…dengan adanya puisi ramadhan ini semoga bisa
menjadi tambah kebal keimanan dalam menempuh misi taqwa kita kepasa allah SWT.
RINDU RAMADHAN
Tak terasa Ramadhan hampir tiba
Terpekur
aku dan menangis
Dibawah
sajadah yang terbentang
Betapa
rindu yang kian mendera
Ketika
Ramadhan hampir tiba
Dapatkah
aku menggapainya
Menemuimu,menjalankan dengan nikmat
Dengan asa
yang ada diraga
Ketika
Ramadhan hampir tiba
Sujud
ampunan dan syukur yang tak terhingga
Ketika gema
dipenjuru dunia
Menyambut dengan
gembira
Ketika
Ramadhan hampir tiba
Ingin rasa
nya lebih dekat dengan Mu
Dengan
segala kekurangan
Untuk
menjemputmu dengan jiwa yang bersih
Ya Rabb
beri hamba untuk merasakan
Hari hari
yang indah didalamnya
Dengan
beribadah ,dan mencapai malam lailatul Qadar
IZINKAN AKU KEMBALI
Sebelas bulan berlalu
Dosa dan
salah terus berlaku
Tenggelam dalam
nikmatnya waktu
Adalah hamba
insan berhati batu
Kenapa ku
bangga dengan kebohongan
Kenapa ku
puas dengan kemunafikan
Kenapa ku
menikmati tiap tetes hinaan
Aku sangat
tidak pantas
Ya rabb
Diatas dahsyatnya
siksa kemalangan
Izinkan aku
masuk mereguk ramadhanmu
Biarkan aku
menahan perihnya kesabaran
Kuatkan
kakiku menopang shalat-shalat malammu
Bebaskan aku
menikmati manisnya zikirmu
Ceriakan aku
dengan gema takbirmu
Ringankanlah
jalanku
Tak ada
yang kuharap darimu
Kecuali pintu
ampunan atas salahku
Terimalah doaku
Terimalah aku
RAMADHAN DALAM KETERBATASAN
Disini, terlalu mendongak berharap terwujud
berbuka berjama’ah,
Dimana ada
kesempatan melakukan pun bagaikan mendapat durian jatuh.
Seperti
punguk merindukan bulan,
Tatkala mendamba
menaikkan kualitas hubungan dengan Yang Diatas,
Manis lantunan
pujian menyebut nama Mu,
Kenyataan dengan
sesama seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami.
Target
tilawah penuh, jauh…
Kilat
menyambar di tengah terik matahari untuk menuju khatam,
Per ayat
saja laksana kucing mengincar tikus.
Itikaf
setali tiga uang, kembaran angan-angan
Dalam detik
melahirkan menit yang tumbuh menjadi waktu
Diri masih
berpeluh dengan najis dan laknat.
Ramadhan
datang dan kembali
Wanginya hanya
mampir di hidung, gempitanya hanya singgah di telinga, tapi
Tidak terbukti
dalam sikap.
Diri tidak
sempurna mencair, meleleh pun bagaikan bunga tidak berputik.
Terpaku
dalam kubangan dosa dan salah
Jerit jiwa
raga sebatas memberontak.
Bangsa,
penguasa, atau isi jiwa yang salah?
Tersebut
panggung yang aku alami bersama ribuan hati dan jiwa yang serupa
Beruntung penduduk
bumi khatulistiwa, tinggal niat dan pelaksanaan.
Lapangkan
jalan, luaskan kesempatan
Disini ribuan
hati dan jiwa yang serupa terpenjara pagar tetangga.
Ya Allah!
Aku
diantaranya…
RANTAI KEBEBASAN
Tak diam melengkapi ikhtiar
Tak rasa
lipatan rindu terobati
Rangkaiannya hampir sempurna
Mendekati
sempurna
Asa akan
sampai dipenghujung
Raga tak
pernah sabar menanti
Jiwa
melayang untuk merasai kenikmatan
Mimpi pun
berpendar menjadi simbol kenyataan
Rantai kebebasan
Menghampiri
doa yang sempat tertahan
Menjadikan
do’a pasti terkabulkan
Rantai
kebebasan
Menghampiri
mimpi yang segera sampai
Menjadikan
cita menjadi kenyataan
Aku
lepaskan rantai kebebasan
Untuk lebih
banyak meminta padamu
Untuk lebih
banyak memohon padamu
Untuk lebih
banyak mengemis padamu
Aku
lepaskan rantai kebebasan
Untuk
membuktikan cinta padamu
Untuk
menunjukkan sayangku padamu
Untuk
menunjukkan kangenku pada wajahmu
Aku
lepaskan rantai kebebasan
Untuk
senantiasa duduk disampingmu
Untuk
mendayu bersama syairmup
Untuk menjadi penyair sejatimu
Untuk
menjadi pendo’a abadimu
Dan Aku
lepaskan rantai kebebasanku
Sebebas
do’a yang akan kusampaikan
Sebebas
angin yang akan membawa pergi
Sebebas
kekhusyu’an yang pernah diajarkan
Sebebas
yang aku mau dan aku inginkan
Dan aku
lepaskan rantai kebebasanku
Sebebas
yang aku butuhkan
Agar aku
kembali bebas untuk mencintaimu
Mencintaimu,
diantara degupan yang hampir tak pernah tenang
Agar aku
kembali bebas untuk mencintaimu
Diwaktu
lain, yang berbeda dari kali ini duhai Ramadhan dan i’tikafku
HARU BIRU
Haru biru aku…
Merasuk hatiku
Menatapmu
Menyambut kehadiranmu
Haru biru
aku…
Menghinggapiku
Karna rindu
Tuk bersua
dengan mu
Haru biru
aku…
Menyelimutiku
Merangkai pengabdian
Disetiap detikmu
Haru biru
aku…
Menyesakkanku
Mengharap Ilahi
Ridhoi amalku
Haru biru
aku…
Menggelayutiku
Berlari dan
tertatih
Gapai kemuliaanmu
Haru biru
aku…
Padamu ramadhan
Yang punya
kemuliaan
Melebihi seribu
bulan
BAYANG- BAYANG CINTA RAMDHAN
Saat nafas ini masih menghembus
Ku ingat
akan kedatanganmu
Aku sapa
engkau
Dengan kelembutan
kerinduanku
Padamu
Kini
penantian itu kian dekat
Meski
engkau tak melihat
Siapa yang
menyapamu
Hamba-hamba
itu memendam rindu
Rajab
kemarin tlah berlalu
Berpesan
akan
Perjumpaanmu
Padaku yang
kasmaran dengan rindumu
Sya’ban
telah memulai
Dalam amal
dan latihan
Sambil
berharap
Itulah awal
persiapanku
Menyambut kehangatanmu
Perjumpaan
itu semakin dekat
Namun rasa
was-was dan khawatir
Tiap waktu
bergelayut dalam
Bayang-bayang
rindu itu
Ku tak tau
Akankah Dia
ridho dengan niat
Hamba-Nya
ini
Yang tuk ke
sekian kali
Bersimpuh
dalam doa
Kini
penantian itu terus dibayang-bayangi
Oleh aura
bertemu denganmu
Dan kematian
yang akan memupus
Di persimpangan
jalan
Apapun yang
terjadi
Diri ini
ikhlas, ridho dan penuh kepasrahan
Semoga Dia
tetap menerima niatku
Untuk beramal
dan bersua denganmu
Dalam ridho
dan kasih-Mu
Oh
Ramadhanku…
RAMADHAN TANPAMU
Dua kali Ramadhan sepi tanpamu
Tak
kudengar suaramu memanggil untuk sahur dan berbuka
Sepi hampa
tanpa kehadiranmu..
Tak pernah
aku merasa…
Dua kali
Ramadhan aku mulai belajar
Bagaimana
membangunkan dan menyiapkan untuk sahur maupun berbuka
Entah apa
yang bisa kulakukan tanpamu..
Semua
tampak berat..
Maaf aku
selalu meremehkanmu..
Tidak
pernah membantumu untuk menyiapkan semuanya
Engkau
tidak pernah mengeluh
Engkau
ikhlas melakukannya karena Allah semata
Tak lupa
aku selalu mendoakanmu ibu..
Semoga
engkau tenang berada disisinya..
Walau
jasadmu tak bersama kami..
Tapi aku
yakin engkau akan selalu ada di hati kami..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar