Header

Header
Dunia ini gelap. Carilah penerang. yaitu Ilmu Pengetahuan

Minggu

Kisah Sufi





Kisah-kisah Sufi

oleh Idries Shah


ORANG YANG BERJALAN DI ATAS AIR


Seorang darwis yang suka berpegang pada kaidah, yang berasal dari  mazhab sangat saleh, pada suatu hari berjalan menyusur tepi sungai. Ia memusatkan perhatian pada  pelbagai  masalah moral  dan ajaran, sebab itulah yang menjadi pokok perhatian
pengajaran  Sufi  dalam  mazhabnya.  Ia   menyamakan   agama
perasaan dengan pencarian Kebenaran mutlak.

Tiba-tiba   renungannya   terganggu   oleh  teriakan  keras:seseorang terdengar mengulang-ngulang suatu ungkapan darwis.
"Tak  ada  gunanya itu," katanya kepada diri sendiri, "sebab orang   itu   telah   salah    mengucapkannya.    Seharusnya diucapkannya YA-HU, tapi dia mengucapkannya U-YA-HU."


Kemudian  ia  menyadari  bahwa,  sebagai  Darwis  yang lebih teliti, ia mempunyai kewajiban untuk meluruskan ucapan orang itu.  Mungkin  orang  itu  tidak pernah mempunyai kesempatan mendapat bimbingan yang baik, dan  karenanya  telah  berbuat
sebaik-baiknya  untuk  menyesuaikan diri dengan gagasan yang ada di balik suara yang diucapkannya itu.

Demikianlah Darwis yang pertama itu menyewa perahu dan pergi ke  pulau  di  tengah-tengah  arus sungai, tempat asal suara yang didengarnya tadi.

Didapatinya orang  itu  duduk  disebuah  gubuk  alang-alang,bergerak-gerak  sangat sukar teratur mengikuti ungkapan yang diucapkannya itu.  "Sahabat,"  kata  darwis  pertama,  "Anda keliru   mengucapkan   ungkapan   itu.   Saya   berkewajiban memberitahukan hal ini kepada Anda, sebab  ada  pahala  bagi orang  yang memberi dan menerima nasehat. Inilah ucapan yang benar." Lalu di beritahukannya ucapan itu.

"Terima kasih," kata darwis  yang  lain  itu  dengan  rendah hati.

Darwis  pertama  turun ke perahunya lagi, sangat puas, sebab baru saja  berbuat  amal.  Bagaimanapun,  kalau  orang  bisa mengulang-ngulang  ungkapan  rahasia  itu  dengan benar, ada kemungkinan bisa berjalan diatas air. Hal itu  memang  belum pernah   disaksikannya  sendiri tetapi --berdasarkan  alasan tertentu-- darwis pertama itu ingin sekali bisa melakukannya.

Kini ia  tak mendengar lagi  suara  gubuk  alang-alang  itu, namun   ia   yakin   bahwa   nasehatnya  telah  dilaksanakan sebaik-baiknya.

Kemudian didengarnya kembali ucapan  U-YA  yang  keliru  itu ketika darwis yang di pulau tersebut mulai mengulang-ngulang ungkapannya.

Ketika darwis pertama merenungkan hal itu, memikirkan betapa manusia  memang  suka  bersikeras mempertahankan kekeliruan, tiba-tiba disaksikannya  pandangan  yang  menakjubkan.  Dari arah  pulau  itu, darwis kedua tadi tampak menuju perahunya,
berjalan diatas air.

Karena takjubnya, ia pun berhenti mendayung. Darwis keduapun mendekatinya,  katanya, "Saudara, maaf saya mengganggu Anda. Saya  datang  untuk  menanyakan  cara   yang   benar   untuk mengucapkan ungkapan yang Anda beritahukan kepada saya tadi; sulit benar rasanya mengingat-ingatnya."

Catatan

Dalam  Bahasa  Indonesia,  hanya   satu   arti   yang   bisa diungkapkan   oleh   kisah  ini.  Dalam  versi  Arab  sering dipergunakan kata-kata yang  bunyinya  sama  tetapi  berbeda arti   (homonim)   untuk  menyatakan  bahwa  kata  itu  bisa dipergunakan untuk  memperdalam  kesadaran,  disamping  juga menunjukkan sesuatu yang nilainya dangkal.

Di  samping  terdapat dalam sastra masa kini yang populer di Timur, kisah ini juga didapati dalam naskah-naskah pelajaran darwis, beberapa diantaranya sangat penting.


------------------------------------------------------------
Temukan kisah lainnya di blog ini

Tidak ada komentar: