.::. Bidadari Surga itu…. Seperti Apa Ya?? .::.
Posted on Maret 18, 2010 by themagicofscience
Telah ada beberapa buku yang di dalamnya
menjabarkan bagaimanakah bidadari surga itu, secara fisik dan non fisik. Dan
dari gambaran detail itu, pastinya akan membuat yang tahu akan menjadi sangat
merindukan bidadari surga. Untuk singkatnya tentang gambaran seperti apakah
bidadari itu, saya cuplikkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan hadits yang berhasil
saya temukan, atau gak sengaja ketemu.
Gambaran Bidadari dalam Al-Qur’anul Karim
“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang
tidak liar pandangannya dan jeli matanya, seakan-akan mereka adalah telur
(burung unta) yang tersimpan dengan baik.”
(Qs. Ash-Shaaffaat [37]: 48-49)
(Qs. Ash-Shaaffaat [37]: 48-49)
“Dan pada sisi mereka (ada
bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.” (Qs. Shaad [38]: 52)
“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari
yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum
mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula
oleh jin.”
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 56)
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 56)
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut
dan marjan.” (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 58)
“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari
yang baik- baik lagi cantik-cantik.”
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 70)
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 70)
“(Bidadari-bidadari) yang jeli, putih
bersih, dipingit dalam rumah.”
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 72)
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 72)
“Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia
sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak
pula oleh jin.” (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 74)
“Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang
hijau dan permadani-permadani yang indah.” (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 76)
“mereka bertelekan di atas dipan-dipan
berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik
bermata jeli.” (Qs. Ath-Thuur [52]: 20)
“Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,
laksana mutiara yang tersimpan baik.”
(Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 22-23)
(Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 22-23)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka
(bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis
perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.”
(Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 35-37)
Gambaran Bidadari dalam Hadits
(Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 35-37)
Gambaran Bidadari dalam Hadits
Ath-Thabarany menuturkan, kami diberi tahu
Bakr bin Sahl Ad-Dimyaty, kami diberitahu Amru bin Hisyam Al-Biruny, kami
diberitahu Sulaiman bin Abu Karimah, dari Hisyam bin Hassan, dari Al-Hassan,
dari ibunya, dari Ummu Salamah Radhiallahuanha, dia berkata, “Saya
berkata,”Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang
bidadari-bidadari yang bermata jeli”.”
Beliau menjawab,”Bidadari yang
kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung
nasar.”
Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah,
jelaskan kepadaku tentang firman Allah, “˜Laksana mutiara yang tersimpan baik.”(Al-Waqi’ah:
23)
Beliau menjawab,”Kebeningannya seperti
kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah,
jelaskan kepadaku firman Allah, “˜Di dalam surga-surga ada bidadari-bidadari
yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (Ar-Rahmaan: 70)
Beliau menjawab,”Akhlaknya baik dan
wajahnya cantik jeli.”
Saya berkata lagi,”Jelaskan padaku
firman Allah, “seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan
dengan baik.” (Ash-Shaaffaat: 49)
Beliau menjawab,”Kelembutannya seperti
kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit bagian
luar, atau yang biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah,
jelaskan padaku firman Allah, “˜Penuh cinta lagi sebaya umurnya.”
(Al-Waaqi’ah: 37)
Beliau menjawab,”Mereka adalah
wanita-wanita yang meninggal pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban.
Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka
sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya
sebaya.”
…………….(hingga akhir hadits).
Disebutkan
dalam catatan kaki buku Raudhatul Muhibbin, halaman 201: ”Pengarang (Ibnul
Qoyyim) menyebutkan hadits ini di dalam bukunya Hadil Arwah. Di sana dia
memberi catatan: Sulaiman bin Abu Karamah menyendiri dalam riwayat ini. Abu
Hatim menganggapnya dha’if. Menurut Ibnu Ady, mayoritas hadits-haditsnya adalah
mungkar dan saya tidak melihat orang-orang dahulu membicarakannya. Kemudian dia
menyebutkan hadits ini dari jalannya seraya berkata, “Hanya sanad inilah yang
diketahui.”
Nah, dari
sedikit gambaran (visualisasi) dari sosok bidadari itu, sudahkah dapat membuat
kita (yang ikhwan) merindukannya?? [ ]
=================================================
Bahtera (kapal) Nuh telah lama menjadi
kontroversi di dunia arkeologi. Sejarah mencatat bahwa Nuh diperintahkan Tuhan
untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan berniat menurunkan hujan maha lebat
ke bumi. Al-Quran mengisahkan bahwa Nuh mentaati perintah tersebut dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan Tuhan, maka turunlah hujan yang sangat lebat
ke muka bumi dan menenggelamkan semua makhluk hidup yang ada. Nuh beserta
keluarganya dan binatang-binatang yang diselamatkannya kemudian mengapung
bersama bahtera tersebut.
Kisah tersebutkemudian menjadi bahan
perbincangan yang hangat di kalangan sejarawan dan arkeolog. Ada pihak yang
mendukung bahwa kisah tersebut adalah nyata, namun ada juga yang menganggapnya
hanya sekedar dongeng. Namun, perdebatan tersebut kini berakhir dengan telah
ditemukannya bukti-bukti ilmiah berkaitan dengan kisah tersebut. Sisa-sisa bahtera tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang Kapten
angkatan darat dari militer Turki. Ia menemukannya secara tidak sengaja pada
waktu meneliti foto-foto wilayah pegunungan Ararat. Kemudian untuk
mengkonfirmasi temuan tersebut, diundanglah ahli-ahli arkeologi dari Amerika
Serikat untuk meneliti keabsahannya.
Pada
ekspedisi ilmiah yang kemudian dilakukan pada ketinggian 7000 kaki, sekitar 20
mil sebelah selatan puncak gunung Ararat, mereka menemukan sebuah kapal
sepanjang kira-kira 500 kaki yang telah membatu. Pengukuran yang kemudian
dilakukan pada obyek tersebut menghasilkan suatu kesimpulan yang mencengangkan,
karena ukuran panjang, lebar dan tinggi penemuan arkelogi tersebut sama persis
dengan ukuran bahtera Nuh . Saat ini, lokasi penemuan bahtera tersebut telah
menjadi obyek wisata yang dapat dikunjungi semua orang.
==========================================
::. Mengapa Kita Membaca Al-Quran Meskipun Tidak Mengerti Satupun Artinya? .::.
Posted on Juni 17, 2010 by
themagicofscience
Seorang
muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur
Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun
pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi
seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.
Suatu hari
ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi
aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku
lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca
Al-quran jika tak memahami artinya ?
Sang kakek
dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang
cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan
aku kembali dengan sekeranjang air.”
Anak itu
mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa
habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus
berusaha lebih cepat lain kali “.
Kakek itu
meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba
lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong
sebelum sampai di rumah.
Dengan
terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa
sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti
keranjangnya.
Kakeknya
mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu
harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan
cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin,
tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin,
air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil /
mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat
mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi.
Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia
saja”.
Sang kakek
menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan
perhatikan baik-baik keranjang itu .”
Anak itu
memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak
sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang
kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ”
Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak
mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa
kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.
====================================================
{{Arab|1|
حدثنا إسماعيل بن محمد بن أبي كثير الفارسي ، أنبأنا علي بن حجر ، قراءة عليه ، عن يوسف بن زياد ، عن همام بن يحيى ، عن علي بن زيد ، عن سعيد بن المسيب ، عن سلمان ، قال : خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال : « أيها الناس ، قد أظلكم شهر عظيم ، شهر مبارك ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير ، كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، وهو شهر الصبر ، والصبر ثوابه الجنة ، وشهر المواساة ، وشهر يزاد في رزق المؤمن فيه ، من فطر صائما كان مغفرة لذنوبه وعتق رقبته من النار ، وكان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء » ، قلنا : يا رسول الله ، وليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « يعطي الله عز وجل هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو ثمرة ، أو شربة من ماء ، ومن أشبع صائما سقاه الله عز وجل من حوضي شربة لا يظمأ بعدها حتى يدخل الجنة ، وهو شهر أوله رحمة ، وأوسطه مغفرة ، وآخره عتق من النار ، من خفف عن مملوكه غفر الله له ، وأعتقه من النار ، واستكثروا فيه من أربع خصال : خصلتين ترضون بهما ربكم عز وجل ، وخصلتين لا غنى بكم عنهما : فأما الخصلتان اللتان ترضون بهما ربكم عز وجل : شهادة أن لا إله إلا الله ، وتستغفرونه ، وأما اللتان لا غنى بكم عنهما : فتسألون الله الجنة ، وتعوذون به من النار »
}}
حدثنا إسماعيل بن محمد بن أبي كثير الفارسي ، أنبأنا علي بن حجر ، قراءة عليه ، عن يوسف بن زياد ، عن همام بن يحيى ، عن علي بن زيد ، عن سعيد بن المسيب ، عن سلمان ، قال : خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال : « أيها الناس ، قد أظلكم شهر عظيم ، شهر مبارك ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير ، كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، وهو شهر الصبر ، والصبر ثوابه الجنة ، وشهر المواساة ، وشهر يزاد في رزق المؤمن فيه ، من فطر صائما كان مغفرة لذنوبه وعتق رقبته من النار ، وكان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء » ، قلنا : يا رسول الله ، وليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « يعطي الله عز وجل هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو ثمرة ، أو شربة من ماء ، ومن أشبع صائما سقاه الله عز وجل من حوضي شربة لا يظمأ بعدها حتى يدخل الجنة ، وهو شهر أوله رحمة ، وأوسطه مغفرة ، وآخره عتق من النار ، من خفف عن مملوكه غفر الله له ، وأعتقه من النار ، واستكثروا فيه من أربع خصال : خصلتين ترضون بهما ربكم عز وجل ، وخصلتين لا غنى بكم عنهما : فأما الخصلتان اللتان ترضون بهما ربكم عز وجل : شهادة أن لا إله إلا الله ، وتستغفرونه ، وأما اللتان لا غنى بكم عنهما : فتسألون الله الجنة ، وتعوذون به من النار »
}}
Telah
mengisahi kami Ismail bin Muhammad bin Abi Katsir al-Faridi, telah mengabari
kami Ali bin Hujr dengan pembacaan kepadanya, dari Yusuf bin Ziyad, dari Hammam
bin Yahya, dari {{Red|Ali bin Zaid}}, dari Said bin Musayyab, dari Salman, ia
berkata: Telah mengkhutbahi kami Rasulullah {{SAW}} di akhir hari bulan
Sya’ban. Bersabdalah beliau:
:”Wahai
manusia, telah menaungi kalian bulan yang mulia. Bulan yang di dalamnya satu
malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah telah menjadikan puasanya
wajib dan shalat malamnya adalah sunat.
:Barangsiapa
bertaqarrub pada bulan ini dengan satu kebaikan, ia seperti menunaikan satu
kewajiban pada selainnya.
an barangsiapa menunaikan satu
kewajiban, ia seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban pada selainnya.
:Ini adalah
bulan kesabaran – adapun pahala kesabaran adalah surga, bulan kepedulian, bulan
saat rizki orang mukmin ditambah.
:Barangsiapa
membukakan seorang yang berpuasa pada bulan ini, baginya ampunan untuk
dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari neraka, dan ia memperoleh pahala
seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang itu
sedikitpun.”
Kami
bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak setiap kami mampu membukakan orang yang
berpuasa.”
Beliau
bersabda:
:”Allah
memberikan pahala ini bagi orang yang membukakan orang yang berpuasa dengan
seteguk susu, sebiji kurma, atau seteguk air.
an barangsiapa mengenyangkan orang
yang berpuasa, maka kelak Allah akan mengenyangkan dengan minum dari telaga
yang tidak akan menghauskannya hingga ia masuk ke dalam surga.
an ini adalah bulan yang awalnya
adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan
dari neraka.
:Oleh karena itu, perbanyaklah empat hal
di saat itu. Dua hal meridhakan Tuhan kalian dan dua hal yang tidak akan dirasa
cukup oleh kalian. Adapun dua hal yang meridhakan Tuhan kalian adalah bersaksi
bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan kalian memohon
ampun kepada-Nya. Sedangkan dua hal yang tidak akan dirasa cukup oleh kalian
adalah kalian memohon surga dan mohon perlindungan dari neraka.”{{Munkar}}.
Riwayat ini menyertai riwayat sebelumnya ([[Keutamaan Bulan Ramadhan/15|15]])
yang dalam sanadnya terdapat {{Red|Ali bin Zaid Jad’an}}, seorang perawi yang
lemah. {{Kitab|Adh-Dhaifah|2:871}}.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar